Di bangku sekolah menengah atas, sebagian keluargaku pindah ke pedesaan di kaki gunung tangkuban perahu di kabupaten Bandung. Mereka pindah ke sana karena alasan kakak-kakakku meneruskan kuliah di universitas yang terletak di daerah pegunungan itu. Setiap hari jumat, aku mengunjungi mereka dan pulang kembali ke Bandung pada hari Senin pagi, untuk mengejar ilmu di bangku SMA di kota Bandung.
Pertama pindah ke daerah pegunungan itu, aku merasa kurang betah, karena belum banyak orang yang aku kenal. kegiatan rutinku adalah setiap hari sabtu, kami sekeluarga pergi ke gereja, gereja itu sudah mulai tua. biasanya selesai kebaktian, kami pulang ke rumah masing-masing untuk makan siang, dan janjian dengan teman-teman yang baru kami kenal untuk jalan-jalan menikmati daerah pegunungan di gereja tua ini.
Dan dii sinilah aku ketemu abang Hasian.
Waktu kini tlah lama berlalu
Hanya satu yang tak terlupakan
Biarpun saat ini kau telah berdua
Pertama pindah ke daerah pegunungan itu, aku merasa kurang betah, karena belum banyak orang yang aku kenal. kegiatan rutinku adalah setiap hari sabtu, kami sekeluarga pergi ke gereja, gereja itu sudah mulai tua. biasanya selesai kebaktian, kami pulang ke rumah masing-masing untuk makan siang, dan janjian dengan teman-teman yang baru kami kenal untuk jalan-jalan menikmati daerah pegunungan di gereja tua ini.
Dan dii sinilah aku ketemu abang Hasian.
Gereja tua
Masihkah kau ingat waktu di desa
Bercanda bersama di samping gereja
Kala itu kita masih remaja
Yang polos hatinya bercerita
Waktu kini tlah lama berlalu
Sudah sepuluh tahun tak bertemu
Entah di mana kini kau berada
Tak tahu di mana rimbanya
Tak tahu di mana rimbanya
Hanya satu yang tak terlupakan
Kala senja di gereja tua
Waktu itu hujan rintik-rintik
Kita berteduh di bawah atapnya
Kita berdiri begitu rapat
Hingga suasana begitu hangat
Tanganmu kupegang erat-erat
Kenangan itu slalu kuingat
Biarpun saat ini kau telah berdua
Itu bukanlah kesalahanmu
Ku hanya ingin dapat bertemu
Bila bertemu puaslah hatiku
Bila bertemu puaslah hatiku.