DERLY PANGKEY

Selasa, 11 Agustus 2020

ibu

Ibuku seorang yang ceria, tidak suka marah, ramah, pintar bergaul, panjang sabar dan penyayang. Setiap saat dia adalah tempatku berbagi cerita. Cerita sehari- hariku, tentang pekerjaanku, kebutuhanku, kehidupanku. Aku tidak punya rahasia dengan ibuku.

Waktu aku kecil aku tak bisa merasakan lelahnya ibuku mengurus kami 5 anak putrinya, yang sering berantem meributkan hal sepele...  dengan sabar ibuku memberi pengertian kepada kami. Ibuku adalah orang yang tidak suka marah, dan kami sangat menyayangi ibu.

Keadaanku waktu kecil tidaklah berkecukupan, tapi ibuku ingin ke 5 anaknya maju dalam segi musik. Setiap minggu, diantarnya kami ke rumah kakak ibuku yg bekerja sebagai guru piano, dibawanya kami berlima naik angkot, berjuang agar anaknya bisa main piano. Alhasil 3 dari kami yg bisa bermain piano, sedangkan aku dan satu adikku bisa dikatakan gagal, ga bisa main piano, tapi lumayan 60% berhasil.

Waktu aku duduk di bangku sekolah menengah atas,  temenku mengajak aku tuk masuk klub bela diri tae kwon do. Ibuku sebenarnya kurang setuju aku masuk klub itu, tapi berhubung aku sering sakit pernafasan, akhirnya ibuku mengijinkan aku masuk, agar aku bisa lebih sehat karna berolah raga.

Tapi waktu aku minta ijin tuk mengikuti kejurnas.. ibuku dengan tegas melarangku, bahkan menyuruh aku keluar, dengan alasan bahwa selama ini aku disayang-sayang ga pernah dipukul olehnya, jadi kenapa dia harus mengijinkan orang lain untuk bebas menendang dan memukulku.  heizz dasar ibuku....

Akhirnya aku disuruh les jahit...dengan terpaksa aku menjalaninya, karna uang kursus sudah dibayarkan terlebih dahulu, walaupun aku belum ditanya mau les atau tidak.  aku jalani kursus itu sebisaku, ku kebut pelajarannya agar cepat tamat. Akhirnya aku bisa menjahit. Semua baju saudaraku dan ibuku aku yg jahit. Dan akupun sudah bisa cari uang jajan sendiri berkat keahlian jahitku walaupun aku masih duduk di bangku sma.

Waktu berjalan begitu cepat,... akhirnya aku lulus sma. Aku dan keempat saudaraku berambut panjang. Tapi, melihat kk ku tamat sma potong rambut, dari rambut panjangnya yang sepinggang menjadi sepanjang bahu, akhirnya aku potong rambut panjangku yg sepinggang menjadi model cepak seperti laki-laki.
lihat kelakuanku, ibuku hanya diam   dan tidak mau mengajakku bicara. Dari raut wajahnya, aku tau dia kecewa, daripada memarahiku, ibuku memilih untuk tak bicara denganku. Memang sih tampangku jadi seperti laki-laki hilang semua kefemininanku walaupun aku bisa jahit. Perlu waktu mingguan tuk nenghilangkan kejengkelan hati ibuku gara-gara rambut pendekku.

ibuku selalu melindungiku,  dia selalu menjagaku untuk tetap ceria. dan tetap kenyang, setiap pagi sebelum kami semua bangun, dia selalu menyiapkan sarapan dan susu coklat di meja makan untuk sarapan kami sekeluarga.  aku ingat waktu aku duduk di sekolah dasar dulu, ibuku selalu membuatkan kami sarapan, kalo ga roti ples susu, kami di buatkan nasi goreng.  tiap hari menu makan pagi kami kalo ga nasi goreng ya susu pake roti. itu kami alami bertahun-tahun sampai kami beranjak dewasa.  tapi pengorbanan bangun pagi beliau yang aku hargai. walaupun bosan makan nasi goreng, aku tetap menyantap sarapanku yang selalu ibuku sediakan, dan aku tidak mau mengomel tentang menu yang monoton tersebut.

waktu aku sudah kerja, memiliki uang lebih. . .  aku suka memberikan uang kepada ayahku.  walaupun sebenarnya aku mencintai ibuku, tapi aku jarang sekali memberikan uang kepada ibuku.  mungkin karena alasan ayahku yang sibuk banting tulang waktu kami kecil dulu untuk membiayai keluarga, maka aku memilih untuk memberikan uang kepada ayahku.  tapi dengan keadaan itu, ibuku tak pernah berkecil hati.  dia senang melihat ayahku gembira mendapat uang dari anaknya.   
 
Ibuku the best. aku merasa ibukulah belahan jiwaku sesungguhnya.
banyak cerita tentang ibu, aku kehabisan waktu tuk menulisnya.
satu hari nanti, semoga aku bisa nyembung cerita tentang ibuku.
 
mom, i miss u, very much.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar